Recent Posts
Friday, 20 April 2012
Tuesday, 17 April 2012
Sinopsis, Pemeran Utama film iSKUL di RCTI
Oleh
Unknown
gw adalah salah
satu fans dari film iSKUL. Maka dari itu, gw kepengen cari informasi aja
tentang “iSKUL”.
Oke, ini
adalah Sinopsis, Pemeran Utama film iSKUL di RCTI lengkap episode
pertama sampai terakhir.
Sinopsis
iSKUL adalah nama sebuah Akademi Sekolah Musik yang mempunyai Tiga Jurusan.
Musik, Tari dan Teater. Pemilik Iskul adalah Pak Yossy yang cinta Indonesia
sekali.
Untuk masuk
ke Akademi Iskul setiap Siswa diwajibkan mempunyai keahlian di 3 jurusan
tersebut. Dosen Iskul yang turut meramaikan cerita ada Pak Bayu (Bayu Risa), Bu
Hannah (Hanna Al Rasyid) dan Bu TJ (TJ).
Konflik
mulai terjadi saat Ospek Iskul mulai diberlakukan. Mahasiswa senior seperti
Anggara (Anggara NSG STAR), Gege (Gege NSG STAR), Dycal (Amdycal), Alia
(Italiani Akmal) dan Tata (Claresta Ravenka) membujuk Pak Bayu untuk
memberlakukan Ospek ke Mahasiswa Yunior seperti Tamara (Tamara Tyasmara), Wizzy
(Williana Saraswati Mamamia), Puspa (P.Ritchwary), Willy (W.Wijanarko). Yang
pada akhirnya hubungan senior yunior menjadi musuhan.
Dan konflik
diperparah dengan menghilangnya Pak Yossy yang ditambah lagi dengan ikut
campurnya Pak Joshua (J.Flow) mengurusi Akademi Iskul.
Pemeran Utama iSKUL Musikal
Anggara
Hadiansyah / Anggara NSG Star Sebagai Anggara
@AnggaraNSGstar
Mahasiswa Senior
iSKUL yang terancam di DO karna menunggak SPP. Menjadi manajer Tamara untuk
mendapatkan uang untuk membayar SPP. Sedang menceri ibunya yang hilang. Selalu
baik pada setiap orang, satu kost dengan gege dan dycal
Amdycal Siahaan
/ Dycal NSG Star Sebagai Dycal @DycalNSGSTAR
Mahasiswa Senior
iSKUL yang merupakan kakak dari Puspa, diusir dari rumahnya karna kuliah di
iSKUL, satu kost dengan gege dan anggara
Gregorius Garo
Helan / Gege NSG Star Sebagai Gege @gegeNSGSTAR
Senior iSKUL,
Mantan ketua senat iSKUL, tidak disetujui oleh ayahnya wizzy untuk dekat dengan
wizzy. satu kost dengan anggara dan dycal
Claresta
Ravenska / Tata Sebagai Tata @TataClarestaa
Mahasiswi Senior
iSKUL, menyukai anggara, dan dia juga mempunyai six sense/ indra keenam.
Inneke M. Italiani / Alia Sebagai Alia
@ALIAsings
Mahasiswi Senior
iSKUL, dan ketua senat yang dipilih oleh pak Joshua langsung tanpa voting siswa.
Tidak menyukai para junior
Leonardo Kevin / Cowo
"aku gak punya pulsa" Sebagai Kevin
@KVinLeonardo
Mantan pacar
wizzy sekaligus bawahan ayah wizzy, sering mengadu domba ayah wizzy dengan
gege. orangnya kasar dan licik
Willy Winarko Sebagai
Willy @bigwillywinarko
Mahasiswa
Junior iSKUL, seperti gagap tapi pandai nge rap.
Tamara Tyasmara
/ Tamara NIU NIU Sebagai Tamara @tamaratyasmara
Mahasiswi Junior
iSKUL, yang menjadikan anggara sebagai manajernya. menyukai anggara. Sering
mendapat tawaran iklan, model, syuting (artis)
Wizzy Williana / Wizzy NIU NIU Sebagai
Wizzy @WizzyWilliana
Mahasiswi Junior
iSKUL, mantan pacar Kevin. Anak orang kaya, tidak disetujui ayahnya dekat
dengan gege
Puspa W.A
Ritchwary / Puspa NIU NIU Sebagai Puspa @pusparitchwary
Mahasiswi Junior
iSKUL, Adik dari Dycal, diam-diam masuk iskul dan bolos kuliah bisnis.
Hannah Al Rasyid Sebagai
Bu Hannah @ HannahAlrashid
Dosen, Mantan pacar pak bayu, sekarang berpacaran
dengan pak joshua. Namun masih ada rasa dengan pak bayu
Hermann Josis Mokalu /
Yosi Project Pop Sebagai Pak Yosi
Mantan kepala sekolah iskul yang tiba-tiba menghilang
(mengundurkan diri)
Bayu Risa Sebagai
Pak Bayu @bayurisa
Dosen, Mantan pacar bu hannah, sebelumnya dia pergi ke
amerika dan meminta bu hanna untuk menunggunya, tetapi saat dia kembali, bu
hannah telah bersama pa joshua.
TJ Sebagai Bu
TJ @___TJ
petugas TU, naksir
sama pak bayu. orangnya narsis, lucu, dan blakblakan
Joshua Matulessy / JFlow Sebagai Pak Joshua @jflowrighthere
Joshua Matulessy / JFlow Sebagai Pak Joshua @jflowrighthere
Pengganti pak yosi setelah dia mengundurkan diri,
menggunakan kekuasaan seenaknya, berniat menjadikan iskul sebagai ladang bisnis
Nutyas Surya Gumilang
/ NSG Sebagai Pak Nuty @nsgmusic
Satpam iSKUL yang
kocakkk
Cindy Bernadette Sebagai Ibu Dycal dan Puspa @cindybernadette
Cindy Bernadette Sebagai Ibu Dycal dan Puspa @cindybernadette
Ibu dycal dan puspa, pada awalnya tidak menyetujui
puspa masuk iskul, pada akhirnya dia setuju setelah melihat video anaknya
menari
Yani Libels Sebagai
Ayah Dycal dan Puspa
Ayah dycal dan puspa,
sangat tidak menyetujui anak-anak nya masuk iskul. dia ingin anak-anak nya
kuliah bisnis sampai-sampai dia mengusir dycal ketika tau dycal masuk iskul
Yah, hanya itu aja yang dapat gw post.. selamat membaca..
Monday, 16 April 2012
Puisi "Hidupku"
Oleh
Unknown
Ketika matahari baru saja bangun dari tidurnya
Ku kayuhkan sepeda usangku
Melewati jalan-jalan berliku
Demi mencari seperak uang untuk hidupku
Walau cahaya suram
terbentang di hadapku
Walau hentaman
badai menggores hatiku
Tapi, semangatku
tak kan rapuh
Dan ku kan terus
mengayuh hidupku
Kenapa ?
Kenapa hidup tak adil bagiku
Segalanya hanya berpihak pada orang-orang
seperti mereka
Yang sering mengabaikan kesempurnaannya
Begitukah cara
kalian mengabaikan kesempurnaan
Yah, ini adalah cobaan hidup teman
Selagi aku masih mampu
Selama itulah aku kan terus berusaha
Demi mendapatkan, seperak uang untuk masa
depanku
Cerpen "Key Of Heart"
Oleh
Unknown
*Cerita ini terinspirasi dari
video klip BoA, Key Of Heart*
Aku memainkan piano di
depanku dengan tenang. Zona-teman satu bandku-terlihat sedang sibuk menulis
sesuatu. Aku melirik lagi ke arah Adris. Dia sedang membereskan buku-bukunya.
Kulihat dia menghampiri Zona.
“ Hey, aku pulang dulu ya!” ucapnya. Zona terlihat terkejut karena Adris
memukul bahunya pelan.
“ Eh, iya...” jawab Zona. Adris pun berjalan pergi dari ruang musik. Ah, ini
kesempatanku!
Aku menghentikan permainan pianoku. Sepertinya Zona belum sadar. Perlahan, aku
berjalan menghampirinya dan mengejutkannya.
“ Hey.” Panggilku pelan. Dia tersentak dan mendongak melihatku. Dia tersenyum,
lalu dengan cepat menyembunyikan kertas partitur yang sedang ditulisnya. “ Apa
itu?” tanyaku sambil berusaha mengintip, namun Zona segera mengelak.
“ Ti, tidak...” ucapnya dengan senyum yang manis. Aku menyukai senyumnya...
“ Dasar pelit.” Ucapku, lalu aku kembali ke depan pianoku. Aku kembali
memainkannya, sambil sesekali kulirik Zona yang perlahan berbaring di atas
sofa. Kulihat dia memejamkan matanya. Apa dia tidur?
Aku berhenti memainkan piano, lalu kembali melihat Zona. Dia tidak membuka
matanya. Artinya dia benar-benar tidur!
Dengan cepat aku mengambil kertas partitur yang dia letakkan di atas tubuhnya,
lalu aku membaca kertas itu. Wah, keren! Zona bisa membuat lagu? Aku tidak
percaya... Baiklah! Aku mainkan saja!
Aku meletakkan kertas itu di tempat khusus di pianoku (author: kagak tau
namanya apa), lalu mulai membacanya. Key Of Heart.
“ I don’t know the reason why
I could not find the words to get you back
And I turn my back to you going out
I don’t want lose your love in fact...”
Senyumku mengembang. Aku menyukai lagu Zona, dan aku... menyukai orangnya...
+++
Aku membuka mataku saat
mendengar Monia memainkan piano. Ah, dia memainkan lagu yang kubuat. Aku
mendengar suara khasnya lagi. Wajahnya yang cantik tidak pernah membuatku bosan
untuk melihatnya. Dia memang... orang yang kusukai.
Senyum mengembang di wajahnya. Ah, Monia... Tidak taukah kalau kamu terlihat
sangat cantik jika tersenyum?
+++
“ Zona, bangun! Sudah jam 5, tau!” ucapku panik ketika aku melihat jam. Zona
membuka matanya, lalu dia menguap lebar di depanku.
“ Huaaaahhhh........”
“ BUKAN SAATNYA MENGUAP, TAU! JAM SUDAH MENUNJUKKAN PUKUL 5!” teriakku emosi.
Dia melihat jam, lalu dengan santainya dia menyandang tasnya.
“ Monia.” Panggilnya. Aku menoleh dengan malas.
“ Apa?” tanyaku. Dia mendongak melihat langit di luar jendela.
“ Temani aku sebentar.”
Eh?
+++
Aku mengajak Monia ke tempat pertenakan kuda. Udara disini segar sekali! Hm, tempat
ini memang peternakan kuda, tapi tidak ada yang memakainya. Entah kenapa.
Padahal rumputnya sangat hijau, bahkan pepohonannya rimbun. Tapi biarlah. Aku
harus menjalankan rencanaku yang sudah kupikirkan sejak dulu.
“ Monia, lihat disana ada kuda!” ucapku sambil menunjuk ke arah belakangnya.
Dia menoleh ke belakang, dan aku segera mengeluarkan sebuah kalung yang memang
sengaja kubeli untuk kami berdua. Satu sudah kupakai, dan satu untuknya.
“ Mana? Tidak ada kok...” ucapnya. Aku menjentikkan jariku, membuat dia reflek
menoleh ke arahku. Matanya terbelalak melihat kalung yang kupegang itu. Aku
meletakkan kalung itu di tangannya. “ Zona, ini bagus sekali! Aku suka...”
jawabnya polos. Aku tertawa, lalu menunjukkan kalung yang telah kupakai. “ Eh?
Ada pasangannya juga? Em... apa artinya ini?” tanyanya pelan.
Aku mengambil kalung itu lalu memakaikannya ke leher Monia. Lalu, aku
menggenggam tangannya. Dia terlihat salah tingkah.
“ Mulai sekarang, kamu adalah pacarku!”
+++
“ Mulai sekarang, kamu adalah pacarku!”
Apa?! Apa yang dia bilang?! Aku tidak salah dengar??
“ A, a, apa?” tanyaku tergagap. Zona tersenyum lagi. Oh Tuhan, dia semakin
tampan... Jantungku berdetak cepat, semakin lama semakin cepat saat aku
mendengar suaranya.
“ Aku mencintaimu, Monia... Aku tidak ingin ada orang lain di hatimu, aku ingin
hanya ada aku!” ucapnya tegas. Zona menyatakan cinta padaku?! A, apa yang harus
kujawab?
“ A, aku... aku...” ucapku tergagap. Zona menatapku dengan tatapan memelas.
Tidak taukah dia kalau aku juga mencintainya? Apa kurang jelas sikapku selama
ini?
Tiba-tiba Zona melepaskan genggamannya dari tanganku. Aku terkejut. Ada apa
dengannya?
“ Aku kira aku sudah tau jawabannya.” Ucapnya pelan. “ Maaf.”
Dia berjalan pergi meninggalkanku. Tung, tunggu, Zona! A, aku...
“ Aku juga mencintaimu!” teriakku, dan sedetik kemudian aku menutup mulutku.
Langkah Zona terhenti, lalu dia menoleh ke arahku dan menatapku tidak percaya.
Tak lama kemudian, dia berari ke arahku dan memelukku erat.
“ Ayo, kita pulang.” Ucapnya pelan, namun aku tau dia sangat senang. Senyum
merekah di wajahnya. Dia menggenggam tanganku dan menuntunku pulang. Zona...
terima kasih...
3 tahun kemudian...
Disinilah aku, terkenal sebagai seorang penyanyi. Aku akan mengadakan konser
tunggal pertamaku. Jantungku berdetak cepat, karena aku benar-benar nervous.
“ Monia, jangan gugup seperti itu. Ingatlah, ini panggungmu sendiri! Kamu akan
bersinar hari ini!” ucap manajerku, Laiza. Aku hanya tersenyum, lalu menatap
cermin di depanku. Aku gelisah, sekarang bukan karena konserku.
Zona, dimana dia...?
+++
Aku membuka pintu rumahku, lalu segera berlari ke arah motorku yang terparkir
di depan halaman. Aku mencium wangi bunga yang sengaja kusiapkan untuk Monia.
Ah, bagaimana dia sekarang? Apa dia gugup? Haha, aku bisa membayangkan
wajahnya.
Aku mengikatkan bunga itu di bagian depan motorku, lalu aku naik ke atasnya dan
mulai melajukan motorku.
+++
Zona masih belum datang juga... Dimana dia? Aku benar-benar takut sekarang...
Zona, cepatlah datang...
+++
Aku melajukan motorku cepat. Jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang, sedangkan
konsernya dimulai pukul 7. Monia, tunggu aku... Tunggu aku sebentar...
+++
“ Nona Monia, sudah waktunya anda ke panggung.” Ucap salah satu staf padaku.
Aku mengangguk, lalu staf itu berjalan keluar dari ruanganku. Aku menghela
nafas. Tanganku menggenggam kalung pemberian Zona.
Zona, lihatlah konserku...
+++
Aku melajukan motorku secepat yang aku bisa. Sesekali aku melirik jam tanganku.
Pukul 7 lewat. Monia, sabarlah... Aku pasti datang...
+++
“ Kamu pasti bisa, Monia. Zona pasti datang!” ucap Laiza mendukungku. Aku
mengangguk, lalu berjalan keluar dari ruanganku. Aku mengikuti staf berjalan ke
belakang panggung, lalu aku menghela nafas.
Zona, semua ini kulakukan untukmu...
+++
Tuhan, aku tidak ingin terlambat. Kumohon, berikanlah aku kesempatan untuk
bertemu Monia...
Aku melihat jam di tanganku. Jam setengah 8. Aku benar-benar terlambat!
Tanpa kusadari, lampu lalu lintas di tempatku berubah berwarna merah. Aku terbelalak
melihat sebuah mobil berjalan dari arah kananku. Aku tidak sempat menghentikan
motorku. Tidak, Tuhan... Aku harus bertemu...
BRUAK!!
Hal terakhir yang kuingat adalah, motorku menabrak sisi kiri mobil itu. Aku
terlempar jauh dan terhempas ke atas aspal dengan helmku yang terbuka. Motorku
terbakar, dan mobil itu pun ikut terbakar. Tanganku menggenggam bunga yang
harus kubawa ke tempat Monia. Sirene ambulans pun terdengar, bersamaan dengan
mataku yang tertutup. Gelap.
+++
Zona jahat... Dia tidak datang sama sekali... Dia jahat...
“ Monia, kita harus segera pergi ke Paris! Jadwal kita ketat, Monia...” ucap
manajerku. Aku menyeka air mataku, lalu aku mengangguk. Maafkan aku, Zona...
Aku harus pergi...
+++
Seorang laki-laki berjalan memasuki sebuah ruangan. Dia melihat seorang pemuda
masih terbaring lemah di tempat tidur. Pemuda itu dia selamatkan dari sebuah kecelakaan.
Seluruh wajahnya hancur, sehingga dia terpaksa mengoperasi plastikkan pemuda
itu.
+++
Aku terbangun dari tidurku. Ugh, dimana aku? Apa yang terjadi padaku? Terakhir
kali yang kuingat adalah... astaga, Monia!! Dimana Monia?! Aku harus segera
menemuinya!
Aku berangkat dari tempat tidur dan berlari keluar, namun sebelum itu aku
menoleh sekilas ke arah kaca. Langkahku terhenti. Aku menoleh ke kaca itu dan
mataku terbelalak. Tidak, ini bukan wajahku! Ke, kenapa bisa seperti ini?!
Kalau wajahku seperti ini... bagaimana aku bisa bertemu dengan Monia?! Tidak,
tidak!!
Lututku melemas. Aku jatuh
terduduk di atas lantai. Air mataku turun, aku menangis. Tanganku merogoh saku
celanaku dan aku merasakan suatu benda. Aku mengambilnya keluar dan ternyata
itu adalah kameraku. Dulu, aku pernah mengambil foto Monia di kamera itu. Foto
saat aku menyatakan rasa cintaku padanya. Monia... Monia......
+++
Pengawal pribadiku membuka pintu mobil untukku. Teriakan para fans terdengar.
Aku pun melangkah turun dari mobil dan berjalan di karpet merah itu. Aku
sedikit mengangkat tangan saat jutaan blitz kamera menghujaniku. Apakah
aku senang? Tidak. Aku hampa. Aku hampa tanpa Zona...
+++
Aku mengambil jarak jauh dari fans. Aku sengaja, karena aku tidak dapat bertemu
dengan Monia dalam keadaan seperti ini. Apa dia akan mengenaliku dengan wajah
seperti ini?
Mataku teralih ke sesuatu di lehernya. Itu... kalung dariku?
Air mataku menetes. Perasaanku bercampur aduk antara sedih, bahagia, dan
terharu. Monia, apa kamu masih menungguku?
Kamar Zona
Aku mengumpulkan berbagai foto Monia di internet, lalu memasukkannya ke dalam
kameraku. Aku tersenyum, miris melihat keadaanku seperti ini. Kenapa cintaku
dan Monia tidak dapat bersatu?
Aku melihat Monia berdiri dengan anggunnya di sebuah acara. Aku tersenyum
melihatnya, namun senyumku berubah saat melihat dia melambai ke arah seseorang.
Aku melihat seorang laki-laki masuk dan berdiri di sebelahnya. Monia
menggenggam tangan laki-laki itu, dan dia tersenyum bahagia.
Tuhan, apa salahku sehingga Engkau memberiku cobaan seperti ini?
Aku terduduk lemas di kamarku. Di belakangku terdapat beribu foto Monia yang
telah kuprint dan kutempel. Apa yang harus kulakukan sekarang?
Aku terus mengikuti Monia
sampai aku diizinkan untuk masuk ke dalam tempat konsernya dan melihat dia
berlatih bernyanyi dan menari. Aku melihat dia menyanyi dengan sepenuh hati,
membuatku semakin cinta padanya. Namun percuma, rasa ini tidak akan
tersampaikan. Tanganku terus mengambil foto Monia dengan kameraku.
Tiba-tiba lampu panggung di atas Monia mengeluarkan api. Aku terkejut
melihatnya. Reflek, aku berlari ke atas panggung.
+++
Saat aku sedang berlatih, tiba-tiba lampu panggung di atasku mengeluarkan api.
Aku berteriak ketakutan, dan reflek melindungi kepalaku. Tiba-tiba, aku merasa
seseorang mendorongku hingga kami berdua jatuh ke bawah panggung. Aku mendengar
suara lampu itu jatuh.
Aku membuka mataku, dan aku melihat seorang laki-laki sekarang sedang
menatapku. Dia terlihat salah tingkah dan segera mengalihkan pandangannya. Aku
melihat sesuatu terjatuh dari sakunya. Aku mengambil benda itu dan ternyata itu
adalah sebuah kamera. Tunggu, banyak sekali fotoku di kamera itu! Aku menoleh
ke arah laki-laki itu dan dia semakin salah tingkah.
“ Monia?! Kamu tidak apa-apa?!” teriak Laiza dari atas panggung. Aku mendongak
menatapnya dan juga laki-laki itu. Kami tidak mengucapkan apa pun. Hanya diam.
+++
Aku berjalan keluar dari tempat itu. Tanpa sengaja, aku berpapasan dengan
Monia. Kami berdua berhenti sejenak. Aku melihat kelehernya dan dia masih
mengenakan kalung itu. Tanpa terasa, air mataku keluar. Aku segera berjalan
pergi meninggalkannya.
+++
Laki-laki itu menangis, lalu dia berjalan pergi meninggalkanku. Aku berniat
mengembalikan kameranya, namun niat itu aku urungkan karena aku masih ingin
melihat fotoku di kamerenya. Tiba-tiba, mataku terbelalak melihat fotoku saat
dulu. Fotoku dan Zona. Seketika ingatanku tentang dulu kembali. Mataku
menelusuri gantungan kamera itu dan kembali aku terbelalak, karena gantungan
itu sama dengan bandul kalungku. Jangan-jangan, laki-laki itu adalah...
Aku menggenggam bandul kalungku, lalu aku berbalik dan berusaha mengejar Zona,
namun pengawalku menghalangiku untuk bergerak. Aku berusaha memberontak, namun
mereka menahanku kuat. Aku melihat laki-laki itu semakin menjauh. Tidak, jangan
tinggalkan aku, Zona...
“ ZONA!!!” teriakku kuat. Laki-laki itu berhenti sejenak, namun akhirnya dia
terus melanjutkan langkahnya. Air mataku mengalir, dan aku kembali berteriak. “
ZONA!! JANGAN PERGI LAGI DARIKU!!”
Langkahnya kembali
terhenti, dan aku melihat dia berbalik ke arahku dan berlari menujuku. Aku
menepis tangan pengawalku dan berlari ke arahnya. Dia langsung memelukku erat.
“ Monia... Kamu masih mengingatku...?” tanyanya pelan. Aku mengangguk.
“ Hanya kamu satu-satunya orang yang kucintai, Zona... Hanya kamu...” jawabku.
Aku terisak di pelukannya, dan dia semakin memelukku erat.
“ Aku merindukanmu...” ucapnya.
“ Aku juga... Jangan pergi lagi dariku...” ucapku pelan. Dia mengangguk.
“ Aku berjanji. Dan setelah ini, kita akan menikah secepat mungkin!”
“ Apa?!”
The End
English Drama
Oleh
Unknown
Situation I
There is a little boy named Zona. His full name is Muhammad Zona Gufiralla. He is a shy boy. That’s why, he never talk to other people. Poor boy...
One day, a fairy godmother comes to him.
R: What a poor boy are you... What’s happening, boy? Do you have any problems?
Z: Oh, who are you? Why do you use bling bling dress?
R: Oh, this dress? I borrowed it from my Mom. Is it nice?
Z: Well, it’s too bling bling I guess.
R: Stop talking ‘bout my dress. Do you have any problems, dear?
Z: Yes, I have. Fairy, I’m a shy boy. I couldn’t talk to anybody I met. What’s happening to me?
R: It’s because you’re too shy, honey... Here, let’s my magic help you to get your friend. Bling bling bling...
The Fairy godmother swings his wand and some stars come to Zona’s self.
Z: Thank you, fairy mother!
R: Yak! I’m not getting married! Don’t call me mother!!
Situation II (5 years later...)
Zona grows into a teen boy. He has a lot of friends, and one of them is Rizki Medis.
M: Oh, hey boy! How are you?
Z: I’m very well! What ‘bout you?
M: I’m fine too!
Z: Hey, what’s about your band competition yesterday? Did you win?
M: Yeah, of course! I won second place!
Z: Wow! Congratulation on your winning, Medis!
M: Your welcome, Zona!
Situation 3
Zona is wondering to see Medis brought a girl.
Z: Medis? Who is she? Is she your girlfriend?
M: What? Of course not! She’s my course’s friend. Her name is Resti Anisa Lestari. Resti, this is my school’s mate, Muhammad Zona Gufiralla.
R: How do you do?
Z: How do you do? Nice to meet you, Resti.
R: Nice to meet you, too.
Z: Medis, I guess I ever see her. But I wonder when.
M: That’s impossible, Zona! She’s new in our town. She moved here ‘bout 3 days ago.
Z: No, I don’t believe it. I know that I ever met her in the future!
R: Em, I’m sorry. But I don’t think so. I guess I never met you.
Z: (confuse) Oh. Okay. Fine.
M: By the way, my band will celebrate our winning in the party tonight. Would you like to come?
Z: A party? Wow, that will be great. I’d love to come.
R: Em... I don’t know if I could come or not... Nobody will take me to there.
Z: Hey, what about me? I think I can pick you up.
R: Really? Hm... Okay. I would come.
M: That’s great!
R: Zona, you can pick me up in my home in Graha Puri at 7 o’clock.
Z: Okay.
Situation 4
Zona is getting ready to pick Resti up. Suddenly, a light comes from his door.
Z: Wow, it’s so bliiingg...
Slowly, the light turns off. Zona is surprise to see Resti is standing in front of him.
Z: Resti? What are you doing here?
R: Hey, I’m not Resti. I’m a fairy that came to you 5 years ago. Don’t tell me that... you don’t remember me? Hey, I’m the one who made you got many friends!
Z: (remembering) Oh, I remember! You’re the fairy mother!
R: How many times I should tell to you that I’m not getting married! You totally forget about me!
Z: Hehe, i’m sorry. But I’m surprise to see you’re here.
R: Well, I just want to appear in front of you to say goodbye. I will be born again to this world. Well, actually I was born again. Do you know your friend Resti? I was born to be in her body. I know you’re confuse now, but don’t think about it.
Z: I’m confuse too.
R: Well, goofbye Zona. I hope we’ll meet again next time!
That fairy godmother disappears. Zona couldn’t say anything, except...
Z: Good bye, too.
The End