- Punden Berundak di Gunung Padang Miliki Teknologi Rumit - Punden berundak yang dibangun di Situs Gunung Padang, Cianjur ditengarai dibangun ribuan orang. Analisa awal tim arkeologi, masyarakat yang membangun itu memiliki teknologi yang 'maju'
"Dan konstruksi bangunan di
sisi timur menunjukkan bahwa masyarakat pada masa itu telah mengenal teknologi
membuat bangunan yang cukup rumit," kata Ketua Tim Arkeologi, Ali Akbar
yang melakukan penggalian, Minggu (20/5/2012).
Hasil penelitian tim geologi dan arkeologi, bangunan punden berundak itu dibangun di area seluas 75 hektar. Penggalian yang dilakukan tim arkeologi yang berkoordinasi dengan Sekretariat Negara itu menemukan bahwa masyarakat kala itu lebih maju dari apa yang diduga.
"Dengan kata lain, tingkat pengetahuan dan penguasaan teknologi masyarakat masa lampau lebih maju dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya oleh para ahli masa kini," tuturnya.
Tim arkeolog yang melakukan penggalian sejak 15 Mei lalu dan rencananya hingga 30 Juni sudah menemukan gerabah dan tembikar. Penggalian pun dilakukan secara meluas. Diperkirakan usia punden berundak itu dari masa prasejarah. Namun kepastiannya masih perlu penelitian.
"Tim Arkeologi saat ini fokus melakukan analisis laboratorium. Ekskavasi telah menghasilkan sejumlah barang yang akan dianalisis C14 (carbon dating). Hasil analisis akan menunjukkan usia dari situs tersebut. Tim Arkeologi saat ini bekerja di laboratorium dan analisis masih berlangsung," jelas Ali yang merupakan arkeolog lulusan UI ini.
Sebagai gambaran, punden berundak di Gunung Padang itu disusun berteras-teras yang semakin ke belakang semakin tinggi.
Umumnya bangunan ini dibuat dengan memanfaatkan bentuk alami dari sebuah bukit atau gunung.
"Batu-batu disusun menutupi gunung atau bukit sehingga terbentuklah undakan atau teras. Di Gunung Padang sejauh ini diketahui terdapat 5 teras yang ditempatkan di puncak dari Gunung Padang," tuturnya.
Penelitian Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang menemukan banyak struktur batu di sisi timur bukit. Struktur tersebut menunjukkan bahwa bangunan yang selama ini telah diketahui hanya bagian atasnya saja.
"Sisi timur merupakan badan bangunan yang tentu saja membuat ukuran bangunan menjadi berlipat ganda," jelasnya.
Pembangun 'Piramida' Punden Berundak di Gunung Padang Masih Misterius
Siapa pembangun punden berundak di Situs Gunung Padang masih belum diketahui. Tim arkeologi masih melakukan penelitian.
Pastinya, punden berundak dalam bentuk batu-batu besar berukuran 1,5 meter yang ditumpuk di sebuah bukit ala piramid itu dibangun ribuan orang. Siapa mereka dan kemana mereka sekarang, misterius.
"Apakah cikal bakal nenek moyang kita belum diketahui dengan jelas. Termasuk juga siapa yang membuat bangunan yang luar biasa besar di Gunung Padang," jelas Ketua Tim Arkeolog Ali Akbar saat berbincang, Minggu (20/5/2012).
Tim arkeolog memperkirakan bangunan kompleks punden berundak tempat pemujaan itu berada di area seluas 75 hektar.
Diduga ada struktur masyarakat di sana. Tim arkeolog menemukan tembikar dan gerabah yang ditaksir dibuat di masa pra sejarah.
"Hasil survey menemukan serpihan batuan silicied limestone. Serpihan ini umumnya merupakan limbah saat membuat beliung persegi. Beliung persegi itu alat batu masa prasejarah khususnya dari periode neolitik," terangnya.
Untuk memastikan dan menjawab pertanyaan tersebut, temuan yang diperoleh masih akan dianalisis secara petrografi di laboratorium.
"Hasil analisis laboratorium dan ekskavasi berikutnya dari Tim Arkeologi diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Tim Arkeologi akan bekerja sampai tanggal 30 Juni 2012. Kita tunggu saja hasilnya," tuturnya.
[Sumber Referensi: DetikNews.com].
Hasil penelitian tim geologi dan arkeologi, bangunan punden berundak itu dibangun di area seluas 75 hektar. Penggalian yang dilakukan tim arkeologi yang berkoordinasi dengan Sekretariat Negara itu menemukan bahwa masyarakat kala itu lebih maju dari apa yang diduga.
"Dengan kata lain, tingkat pengetahuan dan penguasaan teknologi masyarakat masa lampau lebih maju dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya oleh para ahli masa kini," tuturnya.
Tim arkeolog yang melakukan penggalian sejak 15 Mei lalu dan rencananya hingga 30 Juni sudah menemukan gerabah dan tembikar. Penggalian pun dilakukan secara meluas. Diperkirakan usia punden berundak itu dari masa prasejarah. Namun kepastiannya masih perlu penelitian.
"Tim Arkeologi saat ini fokus melakukan analisis laboratorium. Ekskavasi telah menghasilkan sejumlah barang yang akan dianalisis C14 (carbon dating). Hasil analisis akan menunjukkan usia dari situs tersebut. Tim Arkeologi saat ini bekerja di laboratorium dan analisis masih berlangsung," jelas Ali yang merupakan arkeolog lulusan UI ini.
Sebagai gambaran, punden berundak di Gunung Padang itu disusun berteras-teras yang semakin ke belakang semakin tinggi.
Umumnya bangunan ini dibuat dengan memanfaatkan bentuk alami dari sebuah bukit atau gunung.
"Batu-batu disusun menutupi gunung atau bukit sehingga terbentuklah undakan atau teras. Di Gunung Padang sejauh ini diketahui terdapat 5 teras yang ditempatkan di puncak dari Gunung Padang," tuturnya.
Penelitian Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang menemukan banyak struktur batu di sisi timur bukit. Struktur tersebut menunjukkan bahwa bangunan yang selama ini telah diketahui hanya bagian atasnya saja.
"Sisi timur merupakan badan bangunan yang tentu saja membuat ukuran bangunan menjadi berlipat ganda," jelasnya.
Pembangun 'Piramida' Punden Berundak di Gunung Padang Masih Misterius
Siapa pembangun punden berundak di Situs Gunung Padang masih belum diketahui. Tim arkeologi masih melakukan penelitian.
Pastinya, punden berundak dalam bentuk batu-batu besar berukuran 1,5 meter yang ditumpuk di sebuah bukit ala piramid itu dibangun ribuan orang. Siapa mereka dan kemana mereka sekarang, misterius.
"Apakah cikal bakal nenek moyang kita belum diketahui dengan jelas. Termasuk juga siapa yang membuat bangunan yang luar biasa besar di Gunung Padang," jelas Ketua Tim Arkeolog Ali Akbar saat berbincang, Minggu (20/5/2012).
Tim arkeolog memperkirakan bangunan kompleks punden berundak tempat pemujaan itu berada di area seluas 75 hektar.
Diduga ada struktur masyarakat di sana. Tim arkeolog menemukan tembikar dan gerabah yang ditaksir dibuat di masa pra sejarah.
"Hasil survey menemukan serpihan batuan silicied limestone. Serpihan ini umumnya merupakan limbah saat membuat beliung persegi. Beliung persegi itu alat batu masa prasejarah khususnya dari periode neolitik," terangnya.
Untuk memastikan dan menjawab pertanyaan tersebut, temuan yang diperoleh masih akan dianalisis secara petrografi di laboratorium.
"Hasil analisis laboratorium dan ekskavasi berikutnya dari Tim Arkeologi diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Tim Arkeologi akan bekerja sampai tanggal 30 Juni 2012. Kita tunggu saja hasilnya," tuturnya.
[Sumber Referensi: DetikNews.com].
0 comments:
Post a Comment